Senin, 22 Mei 2017

Cerita pendek

DI BALIK SEORANG KAKAK
OLEH : DEVI YESA
            Sore itu ketika aku tidak terlalu serius untuk mengikuti pelajaran kampus,handphoneku pun bergetar menandakan ada pesan yang masuk. Ku terkecoh untuk melihat ada berita apakah yang menyambutku sore itu? Ketika ku membukanya  ternyata sapaan ramah dari seseorang” hai...” ujarnya.
aku pun bertanya kembali kepadanya” iya ,ini siapa?” ku kirim pesan itu dengan sembunyi-sembunyi agar dosen yang mengajar dikelas ku saat itu tidak terganggu oleh tindakan ku tersebut. Lalu dibalasnya”ini Muhammad,aku temannya Auliana”. Dalam hati aku bergumam “ ohh ini laki-laki yang akan dikenalkan kepadaku oleh kakak yang bernama Auli Riski”.Dari sapaan itu,aku menerka hanya sebatas hai saja, ternyata sapaan itu berlanjut ke pertemanan yang membuatku nyaman.
Ketika pelajaran sore itu selesai, aku pun bergegas untuk pulang karena tampaknya hari cuaca sudah tidak bersahabat lagi. Gemuruh pun menyapaku saat berjalan menuju tempat peristirahatan. Induk hujan pun turun membawa anak-anaknya dengan alunan gemuruh bersambutan.
***
            Senja pun menutup mata dan disambut oleh gelapnya malam. Bulan tak tampak malam itu karena disambut oleh hujan yang mengguyur kota medan dan sekitarnya. Aku meringis kecil karena terbawa suasana perkenalan dengan seorang yang belum tahu bagaimana rupanya,senyumnya,dan segala tentangnya.
Pesan yang kesekian kalinya masuk dan aku langsung membukanya “ aku boleh datang malam ini? Ucap seorang laki-laki bernama Muhammad. Aku bingung, “apakah harus ku perbolehkan? Gumamku malam itu.
Tiba-tiba ada pesan yang beruntun masuk,belum sempat aku menjawab pertanyaan singkatnya mengapa ada lagi pesan yang masuk? Ujuarku dalam hati.
astagfirullahalazim, terkejut aku membaca pesan tersebut ternyata pesan dari dia yang berisikan “ aku sudah di depan kostmu”.Aku yang tidak berada dikamar saat itu semakin bingung dengan kabar itu, tiba-tiba kakak sekost dengan ku berkata” ayuk temenin kakak kebawah sebentar “ ajaknya terburu-buru. Aku yang tidak tahu ada tujuan apa dan ada apa dibawah,aku pun bergegas turun dengan rambut yang tidak sempat ku rapikan. Anak tangga terakhir ku injak dan perlahan menuju pintu gerbang kos. Terlihat dua sosok laki-laki yang belum pernah ku lihat sebelumnya.
            Aku yang gugup dan langsung menoleh kak Auli sambil mngerutkan kening yang berisyarat” siapa mereka?”. Kak auli membuka pembicaraan dalam suasana diriku yang masih terheran-heran,siapa sebenarnya mereka. “ perkenalkan ini kak Rizal dan Muhammad “ ucap kak auli. “Oh iya” ujarku terbata-bata. Kami pun duduk di kursi dan berbincang-bincang.
***
            Setelah pertemuan malam itu, komunikasi antara aku dan dia semakin lancar dan sudah merasa tidak canggung seperti pertama kenal. Hari-hari yang kulalui setelah mengenalnya seperti berbeda dengan hari sebelumnya. Hati ini merasa tidak kosong seperti biasanya.
Saat pagi menyambutku ,tidak hanya matahari tetapi juga dia. Pukul 07:00 wib pesan masuk darinya membuat ku kegirangan, dia bertanya” kamu mau ku antar ke kampus?” pertama aku berkata kepadanya “ terima kasih sudah menawarkan hal yang baik,tetapi maaf aku masih bisa berjalan sendiri dan tentunya tidak ingin merepotkan seseorang yang baru aku kenal”ujarku. Lalu pesan masuk kembali, dia memohon agar aku menerima tawaran baiknya. Dengan hati yang sedikit was-was aku menerima ajakannya.
***
            Pada pukul 12:30 aku sudah siap untuk berangkat ke kampus untuk menerima ilmu yang tidak gratis tentunya. Dengan merapikan sedikit penampilanku sembari menunggu dia untuk menjemputku. Aku pun mulai gelisah karena sudah setengah jam batang hidungnya pun tidak kelihatan. Pukul 13:15 aku memutuskan untuk pergi sendiri dengan hati yang kesal tentunya. Tiba di kampus aku terlambat mengikuti pelajaran. Keterlambatan ini membuatku tidak merasa nyaman saat belajar karena apa yang telah diucapkan oleh dosen yang mengajar saat itu tidak dapat diulang kembali. “ huhhh” ujarku.
            Sore itu juga aku mencurahkan kekesalanku kepada kak auli,aku bertanya kepadanya”ada apa dengan dia kak,apa aku ada salah dengannya sehingga aku tidak dijemputnya?”ucapku kepada kak auli. “mungkin dia lagi sakit “ ujarnya kepadaku. Aku berkata “ baiklah,aku mencoba sabar dengannya”.
***
            Malam itu dia menjelaskan semuanya secara jelas apa sebab dia tidak menjemputku siang itu,aku berusaha mengerti dan ikhlas dengan apa yang telah dia perbuat kepadaku. Untuk pertama kalinya dia telah mengingkari janji untuk orang yang baru pertama dia kenal.
Ketika aku berada di perpustakaan untuk mengerjakan tugas kelompok yang diberikan dosen dalam waktu yang bergitu sempit,membuatku kewalahan. Konsentrasiiku di buyarkan oleh pesan masuk dari dia. “ kamu mau pulang bareng sama aku?” ujarnya. Aku berkata” apakah kali ini akan kamu tepati janji yang kedua ini?”,” iya, pulang jam berapa” dia bertanya kembali. “ Aku pulang jam 18:30” ucapku kepadanya. “ baiklah,sampai nanti”ujarnya. Pesan terakhirnya menyudahi komunikasi kami sore itu.
Ketika senja pun bersembunyi,membiarkan cahaya bulan yang berganti untuk menyinari bumi, aku pun keluar dari perpustakaan untuk sholat magrib sembari menunggu pesan masuk dari dia yang berjanji akan menjemputku. Setelah aku selesai menjalankan kewajibanku,aku melihat handphone dan berharap ada pesan dari dia apakah dia menjemputku atau tidak.
terasa di peras hati ini mengapa sampai pukul 20:00 wib tidak ada tanda-tanda dia akan menjemputku. “tuhan , apakah serumit ini berusaha untuk selalu ikhlas dengan segala benturan ataupun tipu muslihat umatmu? Beri aku hadiah kesabaran yang luar biasa dari kasihmu tuhan” gumamku dalam hati.
Pukul 20:15 wib aku memutuskan untuk pulang sendiri. “Apakah aku terlalu murahan untuk percaya segala ucapan manis dari seorang lelaki? Apa
kah aku salah untuk menghargai segala usaha lelaki untuk berbuat baik kepada perempuan? Mengapa hanya dia yang selalu ku percaya,tetapi kepercayaan itu di rubuhkan tanpa melihat aku yang selalu membuat kepercayaan itu berdiri tegak.”ucapku dalam hati seraya berjalan menuju tempat peristirahatanku. Ku rebahkan tubuh ini untuk menghempaskan segala kekesalan dan letihnya hari ini.
***
            Pagi ini tampak cerah, tetapi berbeda dengan cekungnya mataku yang tampak letih. Aku tidak menerima pesan masuk darinya. Hari ku seperti ada yang hilang, aku memutuskan untuk menanyakan apa sebabnya dia tidak menepati janji kedua kalinya.
Dia menjelaskan bahwa tidak ada kabar dariku untuk di jemput, aku sempat menyanggah apa yang di jelaskannya tapi aku berusaha mengalah dan berkata” baiklah aku mengerti alasanmu”.
Aku merasakan sesuatu yang lain padanya, apa maksud dari segala tingkahnya yang membuatku kecewa,tetapi pikiran yang seperti itu ku buang jauh-jauh.
***
            Ketika malam itu datang berdampingan dengan hujan rintik-rintik, aku mengirim pesan untuknya” sudahkah makan?”. Selang beberapa menit balasan darinya pun tiba” belum,aku lagi sakit. Kamu mau menemani aku makan ?” ucapnya. Aku pun segera mengatakan kepadanya” baiklah”.
15 menit kemudian, dia pun datang untuk menjemputku. Dalam hatiku berkata” alhamdulillah tuhan, dia menepati janji yang ketiga” aku pun tersenyum di belakangnya. Kami pun bergegas menuju rumah makan pada saat rintik hujan mengguyur kota medan. Selesai makan kami memutuskan untuk langsung pulang karena aku pun melihat keadaannya tidak terlalu sehat.
            Setelah sampai di kost,aku pun menanyakan sesuatu kepadanya” gimana keadaanmu? Apakah ada tugas ? “ masih sakit, ada tugas tetapi belum aku kerjakan karena keadaanku tidak semangat untuk mengerjakan tugas” ucapnya. Aku memutuskan untuk mengerjakan tugasnya yang harus dikumpul cepat walaupun tugasnya  membuatku pusing karena lain jurusan. Tetapi tidak mengapa,karena aku ikhlas untuk membantunya.
Setika tugas selesai, langsung aku berikan kepadanya.
***
Beberapa hari kemudian ,dia mengutarakan perasaannya kepadaku dengan harapan aku akan menerimanya. Aku berkata kepadanya” kita baru kenal, apakah kamu tidak butuh waktu untuk mempertimbangkan perasaanmu terhadapku itu benar-benar sayang atau hanya obsesi belaka?” tidak,aku sayang kamu” ujarnya. Aku pun tetap menjelaskan kepadanya bahwa butuh proses untuk menyukai seseorang dan saling memahami tingkah laku satu sama lain. Akhirnya dia mengerti.
Untuk yang kedua kalinya dia menyatakan perasaannya kepada ku” apakah aku bersedia untuk menjadi perempuan spesial di sampingnya?”,” aku masih membutuhkan waktu untuk benar-benar dapat memutuskan kebenaran perasaan ini atau hanya bingkisan belaka.
***
Siang yang terik itu,aku di kampus. Aku terkejut dia mengutarakan perasaan sayangnya kembali,dan dengan perlahan aku menjawab” insyaallah kita akan dapat menjalaninya dan aku mohon kamu dapat merubah sifat yang buruk secara bertahap”.
“iya aku akan berubah” ujarnya. Dari detik itu aku merasakan hati yang tidak dapat di ucapkan bagaimana keadaan hati ini. Aku senang
.
Pada pukul 14:00 tiba-tiba ada pesan masuk bukan dari dia tetapi dari kak auli yang dulunya mempertemukan aku dengan muhammad.
ia berkata” apakah kamu masih dekat dengan laki-laki itu? “ iya”jawabku. Lalu ia bertanya kembali” apakah kamu menyukainya?” inyaallah ,kenapa?” aku kembali bertanya kepadanya. “tidak apa-apa “ jawabnya.
Pertanyaan yang secara tiba-tiba ditujukan kepadaku membuatku curiga. Setelah pelajaran di perkuliahan selesai aku bergegas untuk pulang dan menanyakan hal yang membuat perasaan ini tidak enak. Setibanya aku di kos, langsung saja aku bertanya kepada kak auli,ada apa sebenarnya dengan dia dan mengapa tiba-tiba kak auli bertanya tentang kedekatan kami berdua. Kak auli tampak binggung untuk memulai dari mana untuk membicarakan hal yang disembunyikan. Usaha ku untuk mengetahui sebabnya hanya sia-sia,aku memutuskan untuk tidak menanyakannya kembali.
***
Pagi minggu,pada pukul 10:00 wib aku pergi ke kampus untuk latihan teater. Hari ini sangat melelahkan. Perasaanku masih tetap kecewa karena dari siang kemaren handphoneku tidak bergetar tanda pesan dari dia. Akhirnya ketika latihan selesai,aku memutuskan untuk pulang. Ketika aku dalam perjalanan pulang, aku melihat lelaki dan perempuan yang tidak asing lagi wajahnya melintas. Aku sempat kaget melihat pemandangan itu. Pertarungan kata dalam hati pun terjadi” apa benar mereka berdua? Tega sekali memeras hatiku dengan cara seperti ini? Apa benar lelaki itu Muhammad dan wanita itu Auli? Ada apa dengan mereka” hati ini seakan ngilu melihat seorang kakak yang ku anggap seperti kakak kandung menjabik hatiku dari belakang dengan cara seperti itu.
Aku pun berlari pulang dan langsung terdiam dikamar,”jadi ini alasannya dia menghilang setelah mengatakan sayang kepadaku. Aku tidak habis fikir, berjam-jam aku habiskan untuk memikirkan mengapa semua ini terjadi padaku.
Aku sabar menunggu ke pulangan mereka,akhirnya kak auli pulang.  Karena tidak tahan menahan bertubi  pertanyaan dihatiku,ku putuskan untuk bertanya. Akhirnya kak auli menjelaskan semuanya. Bahwa sebelum dikenalkan dengan ku ,lelaki tersebut sudah menyatakan cintanya kepada kak auli, aku hanya dijadikan pelarian emosi dan amarah lelaki itu.
***
Spontan aku menangis,air mata ini seakan ikut demo dengan ketidakadilan tindakan mereka. Gumamku “ ya tuhan,begitu perih hati ini, seakan di peras di antara terik matahari. Irama simponi terindah pun tidak dapat membuat bibir ini tersenyum. Ku sadar,percayaku hanya untuk kekuasaanmu,jika tidak kau ridhai maka aku takan menjadi tulang rusuknya. Jadikanlah linangan air mata ini terakhir tercurah untuk lelaki sepertinya”.
ku tak habis pikir sesosok kakak yang ku anggap sebagai pelurusku saatku berbelok,penuntunku saatku buta malah sebaliknya. Biarlah kejadian ini menjadi kesepakantan mereka dengan akibatnya,aku hanya pasrah akan peta palsu yang mereka buat dengan eloknya.
Kata manis seseorang bisa berubah menjadi pahit nya empedu,belumku dapat cara mengolah empedu itu agar tidak pahit jika suatu saat akan tertelan kembali karena kebutaan yang telah dibutakan sesosok kakak. Di balik seorang kakak masih satu pintu kedustaan yang terbuka,pintu lainnya ku biarkan tertutup.

DEVI YESA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar